Tuesday, November 16, 2010

Ayam Taliwang, Pedas Menggoyang Lidah

T13/OJ/2010
PATRICIA RENYA
210110090319


                Jika anda penyuka makanan pedas, maka anda harus berkunjung pada warung makan yang terletak di Jalan Cibadak, Bandung ini. Warung makan bernama Taliwang Jaya ini menyediakan makanan khas dari Lombok, yaitu ayam Taliwang. Yang menjadi khas dari masakan ini adalah salah satu bumbunya yang berupa terasi, didatangkan langsung dari Lombok. Terasi Lombok berbeda dengan terasi pada umumnya, karena kadar keaslian udangnya lebih terasa. Selain ayam taliwang yang makannya bisa dipadukan dengan nasi, ada juga plecing kangkung yang terbuat dari kangkung yang direbus lalu dicampur dengan bumbu-bumbu pelengkap, seperti tomat, kacang tanah, taoge, wortel, dan kesemuanya itu disiramkan di atas kangkungnya. Dan juga yang pasti, kedua masakan tersebut dimasak dengan cabai yang banyak sehingga pedas yang benar-benar menggoyang lidah.

                Harga satu porsi ayam taliwang yaitu Rp 12.000,00. Sedangkan untuk plecing kangkung, dengan Rp 7.000,00 anda sudah bisa menikmati satu porsi. Selain daripada makanan yang disebutkan di atas, ada juga tahu dan tempe goreng, juga usus goreng berbumbu. Warung ini terletak di pinggir jalan. Meskipun begitu, tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang di sekitar sana sehingga kebersihan makanan yang disajikan terjamin. Bagi yang ingin menikmatinya, warung ini buka pada saat malam-malam saja, sekitar pukul tujuh malam. (***)



Narasumber           : Tialum Esty Rosalina
No. HP                  : 081320442577

Siomai "Edo"

T13/OJ/2010
INTAN PRAVINTA ANDYANI
210110090296

Siomai atau siomay adalah salah satu jenis dim sum. Dalam Mandarin, makanan ini disebut shaomai, sementara dalam bahasa Kanton disebut siu maai. Dalam dialek Beijing. Dalam masakan Indonesia  terdapat berbagai jenis variasi siomai berdasarkan daging untuk isi, mulai dari siomai ikan tenggiri, udang, ayam atau campuran daging ayam dan udang. Bahan untuk isi dicampur dengan sagu atau tapioka. Siomai juga tidak lagi dibungkus dengan kulit dari tepung terigu. Telur ayam dan sayuran seperti kentang, paria dan kubis dengan isi atau tanpa isi juga dihidangkan di dalam satu piring bersama-sama siomai. Tahu bakso (tahu isi) juga termasuk ke dalam jenis siomai. Siomai (siomai bandung) dihidangkan setelah disiram saus kacang yang dibuat dari kacang tanah yang dihaluskan dan diencerkan dengan air. Bumbu untuk saus kacang antara lain cabai, gula pasir, bawang putih, garam dapur, dan cuka atau jeruk limau. Sewaktu disajikan, siomai bisa diberi tambahan kecap manis, sambal botol, atau saus tomat.

Siomai merupakan makanan yang biasa ditemukan dipinggir jalan atau dimanapun. Tetapi siomai yang satu ini sangat berbeda. Siomai yang beroperasi mengelilingi komplek perumahan di Batan Indah, Serpong-Tangerang ini menggunakan motor ini selalu habis sebelum jam 6 maghrib. Dulu siomai yang biasa disebut dengan “Siomai Edo” ini beroperasi hanya dengan menggunakan sepeda. Tetapi semakin kesini semakin modern dan akhirnya menggunakan sepeda motor. Siomai ini diakui siomai terenak yang pernah ada di komplek perumahan ini. Sebenarnya banyak sekali tukang siomai yang berjualan dikomplek perumahan tersebut. Tetapi kualitas rasanya masih kurang, setelah adanya “Siomai Edo” ini, para pelanggan beralih dari siomay yang menggunakan gerobak jadi membeli siomai yang mempunyai suara khas ini. Menurut salah satu pelanggan yang saya temui saat itu mengatakan bahwa siomai ini merupakan siomai yang paling enak di Komplek ini. Kalau mengenai harga, siomai ini memberikan harga yang relatif murah. Satu porsinya seharga Rp.5000 isi 8 potong siomai. Siomai nya pun bisa kita pilih-pilih, kalau ada yang tidak suka dengan salah satu jenis siomainya, bisa dipilih sendiri.


Narasumber
Nama             : Firdaus Irawan
Ttl                   : 06 Desember 1990
No. Telpon   : 08561114137

Setitik Cita Rasa Palembang di Bandung Barat

T13/OJ/2010
Nadhira Rizki
210110090329

     Siapa sih yang tidak kenal pempek? Makanan khas Palembang yang berbahan dasar ikan tenggiri atau ikan gabus dan tepung kanji ini begitu banyak peminatnya. Termasuk saya, heheh. Bertanyalah saya pada ibu saya yang memang ratunya kuliner. Beliau menyarankan saya pergi ke daerah Pajajaran, tepatnya di sepanjang Jalan Rama yang memang terkenal dengan pempeknya.
     Ternyata benar, di sana berjejer tempat makan-tempat makan yang khusus menyediakan masakan khas Palembang. Saya pun menghampiri salah satu kedai pempek, "Anugerah", namanya. Begitu masuk, saya kurang mendapat kesan bersih dan nyaman. Ruangannya tidak terlalu besar, dindingnya dipenuhi dengan menu dan hiasan. Untungnya saya datang pagi-pagi, jadi pengunjung yang datang belum terlalu banyak. Belum lagi ketika saya melihat daftar harga. Mahal sekali! Pempek jenis apa saja dihargai 3500 perak perpotong. Sedangkan pempek jenis kapal selam yang ukurannya paling besar, dihargai 10000 perak.
     Namun kekurangnyamanan saya tadi hilang seketika saat pesanan saya datang. Dua potong pempek keriting, ditambah sepotong pempek kapal selam ukuran kecil, dan sepotong bakso tahu. Disajikan masih hangat, dengan bihun, taburan ebi dan potongan mentimun. Di sini, cuka pempeknya sudah disediakan sebotol penuh di setiap meja, agar penunjung bisa menakar sendiri cukanya.Kalau hanya dilihat saja, sih, terlihat biasa-biasa saja, sama seperti pempek-pempek lain di emperan. Pempek seceng, begitu istilah teman saya. Tapi begitu gigitan pertama masuk ke mulut saya, amboooy!
Pertama kali mendirikan usaha ini di Palembang, pada usia 32 tahun.
     Cuka pempek tadi rasanya tidak terlalu kental juga tidak terlalu cair. Ebinya juga enak, menambah citarasa gurih pada kuahnya. Tapi yang utama, pempeknya itu, lho! Empuk, gurih, ikannya juga sangat terasa di lidah. Jauh sekali dari rasa pempek seceng yang biasa saya beli.
     Pak Sofjan Utama, pemilik kedai ini mengakui ikan tenggiri yang ia gunakan terjamin kualitasnya. Jumlah ikan yang ia masukkan dalam adonan pun cukup untuk membuat rasa ikan tadi terasa. Kedai yang ia buka pada tahun 2000-an ini sudah memiliki banyak pelanggan tetap. Yang menjadi ciri khas kedai "Anugerah" ini justru bukan pempek, melainkan martabak kari Palembang. Selain martabak, kedai ini juga menyediakan es kacang merah, mie celor, dan lain-lain.
     Kedai pempek "Anugerah" terletak di Jl. Rama No. 36 Bandung. Alamat kedai ini sempat dimuat di surat kabar Tribun Jabar edisi Senin, 19 April 2010, dalam artikel bertajuk "Sajian Aneka Pempek". Dulunya kedai yang merupakan usaha keluarga ini beroperasi di Palembang, tempat kelahiran Bapak Sofjan. Namun, karena ketatnya persaingan serta ikan gabus yang makin sulit didapatkan, di tahun ke-5 usaha tersebut berjalan mereka memulai dari awal lagi di Bandung.
     Bagi para pecinta pempek, saya benar-benar menjamin pempek di kedai ini akan memenuhi hasrat Anda terhadap makanan kesukaan Anda tersebut. Harga yang sedikit mahal, namun dengan rasa yang terjamin, tentu tidak akan membuat Anda menyesal.

Narasumber  : Sofjan Utama
Alamat          : Jl. Rama No. 36 Bandung
Telepon        : (022) 6014232

Kuliner Mie di Daerah Bandung

T13/OJ/2010
Editha Apriyanti
210110090237

            Sudah tidak diragukan lagi Bandung pantas disebut sebagai surga makanan. Segala jenis makanan tersedia di Bandung. Penikmatnya pun bukan hanya dari Bandung saja, namun dari kota-kota di sekitarnya, seperti Jakarta, Bogor, dan lain-lain. Salah satu makanan yang akrab di lidah kita orang Indonesia adalah mie, begitu juga di Bandung.
            Salah satu restoran mie di Bandung adalah Kedai Mie Dago. Lokasinya dapat dikatakan cukup stragtegis, karena berada di tengah tempat-tempat perkuliahan di daerah Bandung. Waktu buka Kedai Mie Dago ini mulai dari jam 11.00 WIB sampai 23.00 WIB. Tempat yang cukup nyaman dan sejuk merupakan salah satu keunggulan dari Kedai Mie Dago. Settingan dan tata letak propertinya membuat kita relax dan santai untuk duduk-duduk dan menikmati suasana sambil menikmati makanan dan mengobrol atau hanya sekedar nongkrong. Lebih enak mengunjungi tempat ini saat malam hari, karena ada tempat duduk outdoornya, jadi selain bisa menimati udara yang sejuk kita bisa sekalian menikmati suasana Jl. Dago di saat malam hari.
Makanan dan minuman yang ada di sini cukup bervariasi. Menu-menu utamanya adalah mie. Dan, kebanyakan diantara menu-menunya adalah Chinese Food. Dari Berbagai macam menu yang ada,beberapa contoh menunya adalah Mie Ayam Istimewa, Mie Goreng, Kwetiaw Goreng, Nasi Goreng, Capcay, Batagor, Siomay, Pangsit Goreng, Fu Yung Hai, I Fu Mie, Ayam Goreng, Es Campur Dago dan lain-lain. Harga-harga makanan dan minuman dikedai ini juga cukup murah. Kisaran harganya mulai dari sekitar 8.000 rupiah hingga 20.000 rupiah. Jadi untuk kantong mahasiswa, harga-harga makanan dan minumannya masih terjangkau. Tidak heran jika banyak mahasiswa-mahasiswa yang datang berkunjung kesini. Keunggulan yang lainnya dari Kedai
Mie Dago ini adalah resep dan semua bahan-bahan masakan yang digunakan untuk hidangan serta bumbu-bumbunya dibuat sendiri. Jadi, mie yang disuguhkan terasa fresh dan nikmat. Dari berbagai macam mie, salah satu menu mie yang menarik di Kedai Mie Dago adalah Mie Ayam Bakso Yamin. Mie yamin yang ditawarkan oleh kedai ini terdiri dari beberapa jenis yaitu, mie yamin asin, mie yamin biasa atau manis. Jadi, kita bisa memilih rasa yang sesuai dengan selera lidah kita.
Selain kedai mie dago, kafe tenda Madtari pun bisa menjadi salah satu referensi wisata kuliner Anda. Kafe tenda yang satu ini berlokasi di Jalan Dipatiukur nomor 6 Bandung. Di sini lidah anda akan dimanjakan dengan berbagai menu dengan berbahan dasar mie instan. Terlebih, letak lokasi kafe pun bisa dibilang cukup strategis. Menggandeng Kraft sebagai brand sponsorship, cafe Madtari memiliki ciri khas banyak keju di tiap menunya. Seperti keju yang memenuhi hingga menutupi mie di menu mie goreng telor keju. Sebenarnya mienya hanya mie instan biasa, tetapi kreatifitas membuat mie goreng ini tampil istimewa. Dibuatnya pun sangat mudah dan sederhana. Semangkuk mie instan yang telah masak ditambahkan toping-toping lainnya seperti telur goreng, kornet, sosis, dan keju. Bahan-bahan inilah yang memberikan rasa yang khas dalam mie instan yang dibuatnya.
Kafe tenda ini biasa dipenuhi para pengunjung pada malam hari, terutama pada malam minggu. “Tempatnya santai buat anak muda, jadi bikin nyaman buat kumpul sama temen-temen”, ungkap Bimanto Nur Rachman, salah satu pengunjung di kafe Madtari. Menurut Bima, harga di Madtari juga terjangkau, khususnya untuk para pelajar dan mahasiswa, yang merupakan golongan yang paling dominan menjadi pengunjung di tempat ini.

Narasumber:
Nama: Bimanto Nur Rachman
TTL: 8 Juni 1991

Black Romantic: Bukan Kafe, Bukan Rumah Makan, tapi Beda!

T13/OJ/2010
Tristia Riskawati
210110090293

Jika Anda hendak mematikan “konser” keroncogan perut Anda selepas menemui rekan atau kekasih (barangkali :p) di ITB, ataupun selepas berwisataria bersama rekan-rekan mini di Kebun Binatang, Black Romantic merupakan pilihan yang tepat. Dengan ornamen air terjun mini yang menyambut saat masuk ke dalamnya, Anda sudah mengetahui bahwa tempat makan ini berbeda dengan yang lain.

Bukan kafe, bukan pula rumah makan pinggir jalan biasa. Itulah kesan pertama yang akan Anda dapatkan ketika berkunjung ke Black Romantic ini. Black Romantic disinyalir merupakan tempat makan paling banjir pengunjung dibandingkan dengan tempat makan lainnya yang berjejer di sepanjang Jalan Gelap Nyawang. 

“Mungkin karena pelayanan kami yang ramah. Kami selalu menyapa pengujung ketika mereka pertama kali masuk ke sini,” ujar Anjas, asisten manajer dari Black Romantic, ketika ditanya apa yang membuat tempat makan yang ia bekerja terlihat spesial.

Itu dari segi pelayanan. Dari segi variasi menu, hidangan-hidangan tempat makan bernuansa dominan hitam ini memiliki beragam menu dari berbagai suku dan negara. Mulai dari Coto Konro Makassar, Ayam Kampung Sunda, hingga Nasi Kebuli dari tanah Arab tersedia di sini. Range harga-nya pun cukup ekonomis, dari Rp2500,00 hingga Rp14500,00.

“Ini juga salah satu kelebihan dari Black Romantic. Menu-nya beragam. Jenis makanan dan minumannya juga bermacam-macam, harganya juga cukup ekonomis,” lanjut pria kelahiran Garut ini.

Anjas menyebut Ayam Bakar Bumbu Kampung sebagai hidangan yang paling diminati oleh pengunjung Black Romantic. Harga menu ini cukup ekonomis di kalangan mahasiswa, yaitu Rp.10.000,00. Untuk minuman, Anjas mematok Black Ice Drink sebagai menu favorit pengunjung Black Romantic.  



Selain menonjolkan segi pelayanan dan segi variasi menu, unsur dekorasi yang menghiasi tempat ini menjadi salah satu daya tarik. Nuansa hitam dominan dengan sedikit sapuan putih mencirikan nuansa maskulin dari tempat makan ini. Live-music yang bervariasi, mulai dari reggae hingga top40 memberi warna tersendiri dalam tempat makan yang tepat berada di depan Bank Mu’amalat ini.



NARASUMBER
Nama: Anjas Nugraha
TTL: Garut, 20 April 1980
Nomor kontak: 0229334247

Masakan Sunda Sama Dengan Produk Apple

T13/OJ/2010
Adhie Fahmi
210110090321


"Emmm, enaak.." begitulah kalimat pertama yang keluar ketika menikmati hidangan sunda yang ada di foto di atas. Nasi pulen hangat, ditambah tempe juga beberapa lalab dicocol ke sambel terasi, jadi kombinasi yang "maknyus" untuk dinikmati siang-siang atau pun ketika sore-sore.
Saat itu saya baru selesai berolahraga futsal. Lelah yang menghampiri juga rasa lapar yang melanda membuat saya lahap tatkala menikmati hidangan sunda tersebut. Adalah Santi herlina yang membuatnya, Kakak saya yang satu ini memang sangat mencintai masakan sunda. "Masakan sunda itu cerminan budaya kita,loh, jadi harus sering makan makanan sunda, biar kita jadi lebih 'sunda'", begitu jelas wanita yang juga mencintai budaya sunda ini.

Cara pembuatannya mudah. Lihat saja sederhananya hidangan sunda yang disediakan, hanya ada tempe, sambal dan beberapa lalab seperti daun-daunan dan lenca. Lalu apa yang membuat hidangan itu begitu nikmat? "Hidangannnya memang sederhana, bisa dibilang ini masakan orang miskin. Yang bikin enak itu ketepatan waktu makan dan kesederhanaannya itu" jawab Ibu satu anak itu. Masakan sunda tidak pernah 'minder' dengan masakan lain yang mewah-mewah. Ada masakan italia misalnya, yang begitu sarat dengan pasta atau spagheti. Lalu apa yang membuat orang-orang lebih menyukai masakan sunda daripada masakan mewah itali itu? Ibu yang kini berumur 36 tahun ini menjelaskan jika masakan sunda itu seperti produk-produk elektronik karya Apple. "Masakan sunda itu seperti merk-merk Apple, masakan sunda sudah punya penyuka khusus masakan sunda. Lihat aja, di Itali pasti ada masakan Sunda" Tungkasnya pada saya.

Masakan sunda, masakan padang, atau masakan-masakan khas Indonesia lainnya adalah kekayaan Indonesia di bidang kuliner yang patut kita hargai. salah satu penghargaannya adalah dengan menyukai kuliner-kuliner Indonesia. Nah, apakah Anda ingin mencoba masakan sunda ala Kakak saya ini? datanglah ke rumah kakak saya di kawasan Cijagra, Buah Batu. Kami tunggu ya !

Narasumber : Santi Herlina
Tempat tanggal lahir : 2 Desember 1974
Nomor Handphone : 0817107977

Mari Mengenal Masakan Khas Sumatera Utara


T13/OJ/2010
Olivia Mayer
210110090003

   Indonesia adalah sebuah negara yang sangat kaya akan keanekaragaman sukunya. Kekayaan itu terdapat dari segi sumber daya alamnya dan juga manusia. Berbagai macam suku dari Sabang sampai Merauke, membuat Indonesia kaya akan bahasa, pakaian adat, rumah adat, kesenian adat dan tak lupa juga makanan khas daerah masing-masing.

   Salah satu suku di Indonesia yang sudah menyebar antara lain suku Batak. Suku ini berasal dari daerah Sumatera Utara. Bahasa daerahnya disebut bahasa batak. Pakaian adatnya berasal dari kain Ulos, kain khas dari daerah ini. Selain Ulos, daerah ini juga sering dikenal dengan makanan khasnya, antara lain Saksang. Saksang adalah makanan yang terbuat dari babi dan dimasak secara khas dengan bumbu-bumbu yang batak banget, seperti andaliman.
   Kebanyakan masakan khas Batak memang banyak yang menggunakan bahan dasar babi, karena disana memang hawanya cocok untuk beternak babi, selain karena tradisi. Selain saksang, ada juga panggang dan sup yang bahan dasar utamanya adalah babi juga.

   Tidak boleh makan karena dilarang oleh keyakinan? Tenang saja, tentunya makanan yang Halal juga akan dibahas. Tidak selamanya makanan dari daerah ini babi semua. Ada juga yang namanya ayam gota, arsik dan naniura. Menurut Yudith, seorang mahasiswi semester satu Fisip Unpad yang berasal dari Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara yang paling sulit adalah memasak naniura. Naniura adalah ikan mas yang difermentasikan menggunakan jeruk nipis saja, jadi tidak dimasak. “Masak naniura itu susah karena bisa saja gagal kalau misalnya jeruknya terlalu sedikit, ikannya banyak, jadinya tidak matang. Tapi kalau jeruknya kebanyakan ikannya juga bakal terasa anyep”. Naniura adalah salah satu makanan yang dimasak untuk menyambut orang datang.
“Masakan yang paling aku suka itu sebenarnya babi panggang, soalnya wanginya langsung terasa, kalo misalnya saksang itu terlalu banyak bumbu, jadi ga kerasa rasa daging aslinya,” kata Yudith tentang makanan khas Batak favoritnya. “Kalau yang non-babi aku suka makan arsik, apalagi bagian kepala, soalnya bagian kepalanya tidak ada durinya, dan dagingnya juga banyak.” Arsik adalah makanan khas Batak yang terbuat dari ikan mas dengan bumbu kuning. Bumbu kuning itu antara lain kunyit, serai, bawang batak (sejenis bawang yang ukurannya kecil) dan tak lupa andaliman.
   Tadi juga disebutkan ayam gota. Ayam gota adalah ayam yang dimasak seperti saksang, yaitu menggunakan andaliman dan sebagainya. Ayam gota biasanya menjadi pilihan orang-orang yang kurang suka makan babi, tapi juga tidak suka makan ikan mas karena banyak duri halusnya.
   Untuk mahasiswa seperti Yudith atau perantau yang jauh dari orang tua dan kangen sama masakan orang tua, biasanya terdapat restoran makanan khas Batak, yaitu Lapo. Di Bandung, Lapo terdapat di dekat Gedung Sate, namanya Gundaling. Biasanya makanan di Lapo range harganya cukup terjangkau, mulai dari sepuluh ribu sampai dengan tiga puluh ribu rupiah.

***

Data Narasumber:

Yudith Annastasia Y. Panjaitan
Pematang Siantar, 24 Oktober 1992
tachia_yaora@yahoo.com


Monday, November 15, 2010

Nasi Goreng Praktis Buat Anak Kosan

T13/OJ/2010
Noor Hafidz
210110090291


Uang pas - pasan, makan tidak teratur, dan itu - itu saja, sudah biasa untuk anak muda, khususnya mahasiswa yang tinggal di kos - kosan karena harus jauh dari rumah orang tuanya. Hal ini mengakibatkan beberapa mahasiswa makan tidak teratur, "yang penting kenyang".
saya sendiri sebagai "anak kosan" merasakan hal itu. untuk dapat menikmati makanan enak, tentu anak kosan harus merogoh koceknya agak dalam hingga sangat dalam. murah atau mahal memang relatif. bagi mahasiswa yang medapatkan uang saku yang cukup, untuk mendapatkan makanan yang enak, tentulah tidak sulit. namun, bagi beberapa anak kosan, menikmati makanan yang enak hanya kenikmatan di awal bulan, seterusnya, biasa.. yang penting kenyang.
Untuk beberapa anak kosan, memasak sendiri menjadi pilihan. Namun, tentunya harus memiliki alat yang mendukung, minimal kompor beserta gas, serta alat - alat untuk memasak lainnya, seperti serok, katel, dan tentunya piring dan "kawan - kawannya".
Memasak sendiri menjadi pilihan karena lebih murah. "Masak sendiri tuh lebih murah boy... belanja 20.000 bisa buat empat hari," ungkap Caca, salah satu mahasiswa asal Sukabumi ini ketika ditemui di kosan-nya. Kebetulan, di kosan tempat ia tinggal terdapat kompor dan alat - alat masak lainnya sehingga pilihan untuk memasak sendiri dapat dipenuhi. Memang kendala bagi sebagian besar anak kosan untuk hal memasak adalah ketidaktersidiaannya alat - alat memasak. Tidak semua kosan dapat menjadi tempat memasak karena terbatasnya luas ruangan yang tersedia sehingga tidak memungkinkan untuk menimpan alat - alat memasak.
Selain itu, tidak semua anak kosan dapat memasak. Kalaupun bisa, sebagaian besar hanya bisa sebatas memasak mie, nasi dengan magic jar, atau air karena ada dispenser.