Tuesday, November 16, 2010

Mari Mengenal Masakan Khas Sumatera Utara


T13/OJ/2010
Olivia Mayer
210110090003

   Indonesia adalah sebuah negara yang sangat kaya akan keanekaragaman sukunya. Kekayaan itu terdapat dari segi sumber daya alamnya dan juga manusia. Berbagai macam suku dari Sabang sampai Merauke, membuat Indonesia kaya akan bahasa, pakaian adat, rumah adat, kesenian adat dan tak lupa juga makanan khas daerah masing-masing.

   Salah satu suku di Indonesia yang sudah menyebar antara lain suku Batak. Suku ini berasal dari daerah Sumatera Utara. Bahasa daerahnya disebut bahasa batak. Pakaian adatnya berasal dari kain Ulos, kain khas dari daerah ini. Selain Ulos, daerah ini juga sering dikenal dengan makanan khasnya, antara lain Saksang. Saksang adalah makanan yang terbuat dari babi dan dimasak secara khas dengan bumbu-bumbu yang batak banget, seperti andaliman.
   Kebanyakan masakan khas Batak memang banyak yang menggunakan bahan dasar babi, karena disana memang hawanya cocok untuk beternak babi, selain karena tradisi. Selain saksang, ada juga panggang dan sup yang bahan dasar utamanya adalah babi juga.

   Tidak boleh makan karena dilarang oleh keyakinan? Tenang saja, tentunya makanan yang Halal juga akan dibahas. Tidak selamanya makanan dari daerah ini babi semua. Ada juga yang namanya ayam gota, arsik dan naniura. Menurut Yudith, seorang mahasiswi semester satu Fisip Unpad yang berasal dari Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara yang paling sulit adalah memasak naniura. Naniura adalah ikan mas yang difermentasikan menggunakan jeruk nipis saja, jadi tidak dimasak. “Masak naniura itu susah karena bisa saja gagal kalau misalnya jeruknya terlalu sedikit, ikannya banyak, jadinya tidak matang. Tapi kalau jeruknya kebanyakan ikannya juga bakal terasa anyep”. Naniura adalah salah satu makanan yang dimasak untuk menyambut orang datang.
“Masakan yang paling aku suka itu sebenarnya babi panggang, soalnya wanginya langsung terasa, kalo misalnya saksang itu terlalu banyak bumbu, jadi ga kerasa rasa daging aslinya,” kata Yudith tentang makanan khas Batak favoritnya. “Kalau yang non-babi aku suka makan arsik, apalagi bagian kepala, soalnya bagian kepalanya tidak ada durinya, dan dagingnya juga banyak.” Arsik adalah makanan khas Batak yang terbuat dari ikan mas dengan bumbu kuning. Bumbu kuning itu antara lain kunyit, serai, bawang batak (sejenis bawang yang ukurannya kecil) dan tak lupa andaliman.
   Tadi juga disebutkan ayam gota. Ayam gota adalah ayam yang dimasak seperti saksang, yaitu menggunakan andaliman dan sebagainya. Ayam gota biasanya menjadi pilihan orang-orang yang kurang suka makan babi, tapi juga tidak suka makan ikan mas karena banyak duri halusnya.
   Untuk mahasiswa seperti Yudith atau perantau yang jauh dari orang tua dan kangen sama masakan orang tua, biasanya terdapat restoran makanan khas Batak, yaitu Lapo. Di Bandung, Lapo terdapat di dekat Gedung Sate, namanya Gundaling. Biasanya makanan di Lapo range harganya cukup terjangkau, mulai dari sepuluh ribu sampai dengan tiga puluh ribu rupiah.

***

Data Narasumber:

Yudith Annastasia Y. Panjaitan
Pematang Siantar, 24 Oktober 1992
tachia_yaora@yahoo.com


No comments:

Post a Comment